RESEP HERBAL HNI HPAI untuk Hidrosefalus :
– Deep Squa : 3 x 2 softgel
– Madu S Jaga : 2 x 2 sdm
– Susu Kambing Etta : Pagi-sore @1 sachet
– Minyak Herba Sinergi (MHS) : Oleskan 5x sehari
Catatan: MHS dioleskan ke kepala dan lehar. MHS hangat oleskan ke seluruh tubuh.
Penumpukan cairan di otak (Hydrocephalus) adalah kondisi medis di mana terjadi penumpukan berlebihan dari cairan serebrospinal (CSF) dalam rongga di dalam otak, yang dikenal sebagai ventrikel. Penumpukan cairan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam tengkorak, yang berpotensi merusak jaringan otak dan menyebabkan berbagai masalah saraf.
Gejala yang Ditimbulkan

Gejala umum tergantung pada kategori usia meliputi:
1. Pada Bayi
- Peningkatan ukuran kepala: Kepala bayi mungkin tampak membesar secara tidak normal, terutama di bagian depan.
- Fontanel menonjol: Bagian lunak di atas kepala bayi ( fontanel ) bisa menonjol atau terasa tegang.
- Pertumbuhan yang tidak normal: Pertumbuhan kepala yang tidak sesuai dengan perkembangan bayi.
2. Pada Anak-anak dan Remaja
- Sakit kepala: Terutama yang berulang atau terus menerus.
- Gangguan penglihatan : Masalah penglihatan seperti kabur atau penurunan kualitas penglihatannya.
- Kehilangan keseimbangan : tidak berfungsinya koordinasi atau berjalan yang tidak stabil.
- Masalah kognitif: kekhawatiran dalam berpikir, mengingat, dan kemampuan belajar.
- Perubahan kepribadian: Perubahan suasana hati atau perilaku.
- Gangguan pada kognisi dan fungsi mental: Termasuk kebingungan atau penurunan kemampuan berpikir.
3. Pada Orang Dewasa
- Gangguan berjalan: Lancar dalam berjalan, sering kali disertai dengan langkah kecil dan gerakan yang tidak stabil.
- Inkontinensia urin : Masalah pengendalian buang air kecil.
- Demensia: Penurunan fungsi kognitif yang mirip dengan demensia, termasuk kesulitan memori dan pemahaman.
Penyebab Hidrosefalus
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dibagi menjadi beberapa kategori:
1. Hidrosefalus Kongenital (terjadi sejak lahir)
- Anomali genetik: Kelainan genetik yang mempengaruhi perkembangan sistem saraf pusat.
- Infeksi prenatal: Infeksi pada ibu selama kehamilan, seperti rubella atau toksoplasmosis, yang mempengaruhi janin.
- Kekurangan nutrisi : Kekurangan nutrisi tertentu selama kehamilan yang mempengaruhi perkembangan otak.
2. Hidrosefalus Didapat (terjadi setelah lahir)
- Trauma kepala: Cedera kepala yang menyebabkan pendarahan atau kerusakan yang mengganggu aliran cairan serebrospinal.
- Infeksi: Infeksi seperti meningitis atau ensefalitis yang menyebabkan peradangan dan gangguan aliran cairan.
- Tumor otak : Tumor yang menghalangi aliran normal cairan serebrospinal.
- Pendarahan: Pendarahan di dalam otak, sering kali akibat stroke atau gangguan pembuluh darah.
Penyakit Neurodegeneratif : Kondisi seperti penyakit Alzheimer yang dapat mempengaruhi aliran cairan serebrospinal.
3. Hidrosefalus Komunikans
Terjadi ketika cairan serebrospinal tidak dapat diserap dengan baik oleh sistem vaskular otak, meskipun ada hambatan fisik pada aliran cairan.
4. Hidrosefalus Non-Komunikan
Terjadi ketika terdapat penyumbatan fisik di sepanjang jalur aliran cairan serebrospinal, seperti di ventrikel otak.
Pencegahan Hidrosefalus
Pencegahan hidrosefalus tidak selalu mungkin dilakukan, namun beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, terutama untuk hidrosefalus kongenital, antara lain:
- Perawatan prenatal yang baik: Menjaga kesehatan selama kehamilan dengan pola makan yang sehat dan menjaga infeksi.
- Vaksinasi: menyebarkan siaran yang tepat untuk mencegah infeksi yang dapat menyebabkan hidrosefalus.
- Kesehatan dan keamanan: Menghindari trauma kepala dan cedera yang dapat menyebabkan pendarahan di otak.
Pengobatan Hidrosefalus
Pengobatan hidrosefalus umumnya melibatkan dua pendekatan utama: manajemen bedah dan terapi non-bedah. Berikut penjabaannya:
1. Manajemen Bedah
- Shunt : Implan perangkat shunt untuk mengalirkan kelebihan cairan serebrospinal dari ventrikel otak ke area lain di tubuh di mana cairan dapat diserap. Shunt biasanya terdiri dari tabung fleksibel dan katup yang mengontrol aliran cairan.
- Endoskopi: Prosedur yang disebut endoskopi ventrikulostomi digunakan untuk membuat jalan baru bagi aliran cairan serebrospinal, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk shunt .
2. Terapi Non-Bedah
- Obat-obatan: Penggunaan obat untuk mengurangi tekanan atau mengobati infeksi yang mungkin menyertai hidrosefalus, meskipun obat bukanlah pengobatan utama untuk hidrosefalus.
- Terapi fisik dan rehabilitasi : Untuk membantu pemulihan fungsi motorik dan kognitif setelah pengobatan bedah.
Kesimpulan
Hidrosefalus adalah kondisi serius yang melibatkan adanya cairan serebrospinal di dalam otak, yang dapat menyebabkan berbagai gejala saraf. Penyebabnya bervariasi mulai dari anomali kongenital hingga cedera kepala dan infeksi. Pengobatan umumnya melibatkan pemasangan shunt atau prosedur bedah lainnya untuk mengelola aliran cairan. Pencegahan meliputi perawatan prenatal yang baik dan tindakan pencegahan terhadap trauma dan infeksi.
Baca juga artikel lainnya:
https://resepherbalhni.id/penyebab-perdarahan-otak-gejala-dan-pengobatannya/